Tugas : Refleksi buku
Judul buku : Character
Building – optimalisasi peran pendidikan dalam
pengembangan ilmu dan pembentukan
karakter bangsa
Penulis : Ngainun Naim
Penerbit : Ar-Ruzz Media
Jumlah Halaman : 228 halaman
Mata Kuliah : Bimbingan Studi Ilmiah
Dosen pengampu :
Dolfy Mikel Palit, M.A
PENDAHULUAN
Dalam diri seorang manusia, siapa pun ia, akan selalu
menampilkan apa yang disebut dengan karakter. Yakni gambaran tingkah laku yang
menonjolkan nilai – nilai benar - salah, baik – buruk, baik secara eksplisit
maupun secara implisit. Karakter seringkali dikaitkan dengan norma norma dan
nilai yang ada dalam tatanan masyarakat. Ia mengacu kepada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan (skill’s).
Karakter meliputi sikap seperti keinginan melakukan yang
terbaik , kapasitas intelektual, berpikir kritis dan alasan moral, perilaku jujur
dan bertanggungjawab, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkn
seseorang berperilaku interaksi secara efektif dalam berbagai keadaan. Dari
beberapa macam hal diatas, maka karakter membuahkan apa yang disebut dengan
karakteristik. Yaitu realisasi perkembangan positif sebagai individu ( intelek,
sosial, emosional, dan etika). Sebagai individu yang memiliki karakteristik
yang baik, maka ia adalah manusia yang berusaha melakukan hal – hal yang
terbaik.
Karakter berbeda dengan kepribadian. Sekalipun keduanya
berorientasi kepada nilai, namun karakter dan kepribadian tidak dapat disamakan
secara persis. Karakter lekat pada nilai – nilai, sedangkan kepribadian tidak lekat pada nilai –
nilai yang ada. Yang membuat keduanya sama adalah bahwa kepribadian dan
karakter sama – sama bersifat permanen, menuntun, mengarahkan, dan
mengorganisir aktifitas individu. Dengan adanya hal tersebut, maka terbentuk
individu yang berkarakter. Manusia / individu yang berkarakter adalah manusia
yang selalu berusaha untuk memperbaiki dirinya sebagai individu, sebagai bagian
dari kehidupan sosial kemasyarakatan, makhluk beragama, dan dalam interaksinya
dengan alam.
PEMBAHASAN
Maslow mengatakan bahwa manusia yang berkualitas adalah
manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan beberapa ciri
karakteristik seperti yang disebutkan diantaranya:
a.
Dapat menerima dirinya sendiri,
oranglain, dan sekitar.
b.
Berpandangan realistis.
c.
Tidak bersikap pasrah (pasif) tetapi
bersikap aktif.
d.
Berorientasi pada problem eksternal.
e.
Mengapresiasi kebebasan dan kebutuhan
akan spesialisasi.
f.
Tidak mencampuradukkan antara tujuan
dengan sarana.
g.
Riang secara filsufis dan tidak
bermusuhan.
Didalam pemahaman karakter manusia, terdapat beberapa
tipologi kepribadian, begantung kepada paradigma dan persepsi yang digunakan
untuk menganalisa kepribadian tersebut. Kepibadian yang dimaksudkan adalah:
·
Kepribadian pasrah dan pasif. Yaitu
kepribadian yang meyakini bahwa apapun juga yang diingini harus tercapai tanpa
adanya usaha / kegiatan untuk memperolehnya dan harus diperoleh dengan cara
yang pasif dan pasrah.
Orang – orang
yang memiliki kepribadian seperti ini pada umumnya tidak kreatif, hidupnya
dipenuhi mimpi tanpa adanya usaha untuk mewujudkannya, pesimis, dan sering
menyalahkan dirinya sendiri.
·
Kepribadian vested interest. Orang dengan kepribadian seperti ini berusaha
memperoleh segala sesuatu dari orang lain, baik dengan cara tipuan maupun
kekerasan, dan menganggap orang lain sebagai sarana baginya.
·
Kepribadian posesif. Kepribadian ini
suka menyimpan segala sesuatu yang ia peroleh. Dan pada umumnya orang – orang
yang berkepribadian posesif, ia akan menjadi orang yang pelit, bak pelit harta,
pikiran, bahkan juga perasaan.
·
Kepribadian berorientasi pasar. Orang –
orang yang berkepribadian yang berorientasi pasar adalah orang – orang yang
memiliki pandangan bahwa kepribadian dapat diperjual-belikan dan terpengaruh
pada tuntutan eksternal yang berubah – ubah. Menurutnya, orang yang sukses
adalah orang yang bernilai jual.
·
Kepribadian produktif. Orang / individu
dengan kepribadian ini mampu memantapkan dan mengaktualisasikan dirinya serta
mengambil hal – hal positif dalam kehidupannya dan mampu mengembangkan setiap
potensi yang ada didalam dirinya.
Karakter bukan hanya dilihat dari nilai – nilai prestasi,
namun lebih lagi harus tercermin didalam iman yang terealisasi melalui ajaran –
ajaran agama. Dalam hal intelektual, karakter merupakan pendayagunaan segenap
potensi intelektual manusia untuk memikirkan, menggali, dan mendayagunakan
setiap anugerah dari Allah di alam raya ini.
Pembentukan karakter (character
building) yang sehat adalah pembentukan yang disertai dengan adanya
keseimbangan antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan
juga kecerdasan spiritual (SQ). Dan standar kompetensi untuk mengetahui serta
melihat profil manusia berkarakter adalah apakah manusia tersebut memiliki
kemampuan untuk:
a.
Mengetahui dan memahami (to know).
b.
Mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman (to do).
c.
Bekerjasama dalam satu tim (to live together).
d.
Menentukan sikap (to be).
e.
Memahami potensi lokal (to have a mastery of local).
f.
Memahami ciptaan Tuhan (to understand the nature of God made).
Apabila dalam diri seseorang terdapat
kompetensi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa manusia tersebut adalah manusia
berkarakter, manusia yang memiliki perpaduan yang seimbang dalam hal kecerdasan
intelektual, emosional, dan juga spiritual.
KAPAN
PEMBENTUKAN KARAKTER MANUSIA DAPAT DIMULAI?
Dalam proses pembentukan karakter, ada empat tahapan
pembentukan berdasarkan usia, yakni:
1.
Pembentukan tahap usia dini. Yakni
proses pembentukan karakter yang merupakan dasar dari pembentukan karakter
dalam diri manusia.
2.
Pembentukan tahap usia remaja. Yakni
pembentukan karakter yang merupakan proses pengembangan karakter.
3.
Pembentukan tahap usia dewasa. Yakni
pembentukan karakter yang merupakan proses pemantapan karakter manusia.
4.
Pembentukan tahap usia tua. Yakni
pembentukan karakter yang merupakan proses pembijaksanaan karakter yang
merupakan puncak dari pembentukan karakter manusia.
Pembentukan karakter yang dilakukan
sejak dini, memberi kemungkinan lebih besar untuk tertanam secara kukuh dalam
diri seseorang (anak) yang akan membawa mereka akan kesadaran yang mendasari
mereka didalam setiap perilaku mereka.
Pada masa usia anak – anak, sejak usia dini, pembentukan
karakter sudah dapat diberikan. Karena pada masa usia ini merupakan tahap dasar
dari pembentukan karakter. Tentu harus juga diimbangi dengan nilai – nilai
pembangun karakter yang baik. Dengan penanaman nilai dan pembentukan karakter
yang baik sejak usia dini, seorang anak akan dibentuk dan dipersiapkan menjadi
seorang yang memiliki moral serta nilai – nilai dari sebuah kehidupan yang
berkarakter.
HAL –
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM DIRI
ANAK SECARA PSIKOLOGI BERKENAAN DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam diri seorang
anak yang akan mengikuti ataupun dibentuk dalam hal karakter. Secara psikologi,
menurut Seto, ada beberapa hal yang layak menjadi perhatian bagi orangtua dan
pendidik dalam menanamkan karakter dalam diri seorang anak. Hal – hal tersebut
adalah:
a.
Seorang anak bukanlah seorang dewasa
mini.
b.
Dunia anak adalah dunia bermain yang
spontanitas dan menyenangkan. Sehingga apabila dalam menanamkan karakter berada
pada situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan, maka anak tidak akan mau
mengikutinya. Bahkan ada kemungkinan memberontak.
c.
Anak selalu berkembang, baik secara
fisik maupun psikis.
d.
Seorang anak senang meniru, yang
merupakan salah satu cara proses pembentukan tingkah laku mereka.
e.
Dalam diri seorang anak terdapat potensi
dan kreatif.
Dengan memperhatikan beberapa hal
diatas, hendaknya dalam menanamkan pembentukan karakter anak dapat dilakukan
tepat pada porsi dan pengajaran yang baik serta seimbang.
Dalam pelayanan gerejawi, khususnya berkaitan dengan visi
saya untuk menjangkau dan melayani anak anak, maka saya juga perlu banyak
memperhatikan kebutuhan dan aspek – aspek yang membentuk kerpibadian serta
karakter setiap anak yang saya layani. Penanaman dan pembentukan karakter harus
dimulai dengan cara yang sederhana dan mengena kepada anak – anak, sehingga
mereka memiliki karakter yang sehat.
SEGI /
ASPEK YANG PERLU YANG PERLU DIBANGUN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MANUSIA.
a.
Spiritual
Banyak hal /
aspek yang harus dibangun dalam pembentukan karakter seseorang. Salah satunya
adalah aspek spiritual yang merupakan aspek yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia. Aspek spiritual menjadi sangat penting dibangun sejak masih
usia dini, karena aspek pembangun karakter ini berhubungan langsung dengan
keimanan dan hubungan pribadi dengan Tuhan yang secara total membentuk sifat,
akhlak dan karakter pribadi seseorang. Dan dalam pembentukan karakter ini,
perlu adanya sikap serta konsep penerimaan diri yang sehat dalam hubungan
pribadi itu sendiri dengan Tuhan. Dalam hal ini diperlukan yang disebut sebagai
”kelahiran baru” dan ”pertobatan”. Sehingga dalam perjalanan pembentukan
karakter ini, seseorang memiliki sikap yang benar dalam kerohaniannya dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan kesehariannya.
b.
Jujur
Selain dari
aspek spiritual yang sehat, nilai kejujuran pun menjadi suatu nilai karakter
yang perlu dikembangkan dan ditanamkan sejak usia dini (anak-anak). Dengan spiritual
yang sehat dan dengan diimbangi nilai kejujuran, maka seseorang akan menjadi
pribadi yang memiliki kualitas hidup yang baik. Secara otomatis karakter yang
ada dalam dirinya akan memberikan pengaruh / dampak yang positif bagi orang –
orang disekitarnya. Bahkan bagi lingkungan tempat dimana ia tinggal.
c.
Disiplin
Nilai disiplin
yang dimaksudkan bukan hanya berkenaan kepada formalitas seperti halnya dalam
pendidikan dan penerapan aturan – aturan yang mengikat lainnya. Namun
kedisiplinan yang dimaksudkan adalah berkenaan dengan kehidupan keseharian.
Berkaitan dengan
refleksi dari visi saya dalam melayani dan menjangkau setiap anak – anak,
disiplin yang akan ditanamkan dan dikembangkan adalah juga mengenai hal
spiritual. Disiplin dalam memperkuat kehidupan kerohanian melalui pembacaan dan
perenungan Firman Tuhan dengan memberikan teladan kepada setiap anak – anak
yang saya layani. Dan tentunya disertai
dengan kegiatan – kegiatan praktis yang dapat menunjang kedisiplinan kehidupan
rohani mereka. Dengan demikian, ketika disiplin ini teah tertanam dalam setiap
diri anak binaan, maka hal – hal atau nilai – nilai pembangun karakter yang
lainnya akan dapat mengikuti dan mengiringi kehidupn seteiap pribadi anak untuk
dapat menjadi pribadi yang berkarakter.
d.
Kerja
Keras
Sikap kerja
keras menjadi salah satu aspek yang perlu dibangun dalam karakter seseorang
untuk dapat menunjang kedisiplinan serta dalam mendukung kreatifitas seseorang.
Kerja keras identik dengan sikap tidak mudah berputus asa dan cepat puas
terhadap apa yang dihasilkannya. Dengan adanya karakter ini dalam diri
seseorang, maka ia akan mampu bertahan menghadapi segala situasi dan kondisi
dimana ia berada. Selain itu, karakter kerja keras akan membawa seseorang
menuju kesuksesan dari apa yang menjadi cita – cita dan harapannya.
e.
Kreatif
Seorang yang
memiliki karakter kreatif akan memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1.
Berhasrat ingin mengetahui sesuatu yang
baru.
2.
Bersikap terbuka terhadap pengalaman
yang baru.
3.
Panjang akal dan penalaran.
4.
Memiliki keinginan untuk menemukan dan
meneliti.
5.
Cenderung suka melakukan tugas yang
sulit dan berat.
6.
Mencari jawaban yang memuaskan dan
bersifat komprehensif.
7.
Bergairah, aktif dan berdedikasi tinggi
dalam melakukan tugasnya.
8.
Memiliki cara berpikir fleksibel dan
mempunyai banyak alternatif.
9.
Menanggapi pertanyaan dan memberikan
jawaban yang lebih banyak.
10.
Memilki semangat inquiry (mengamati/menyelidiki masalah)
11.
Memiliki keluasan dalam kemampuan
membaca.
Dari beberapa
ciri diatas, tampak jelas bahwa karakter ini sungguh amat penting untuk
dibangun dalam diri seseorang sejak usia dini. Dengan adanya karakter ini, maka
akan memberikan penunjang seseorang dalam menghadapi kehidupannya. Tentu
karakter ini juga harus dibarengi dengan karakter – karakter yang lain.
Sehingga dalam pelaksanaan dalam kehidupan keseharian seseorang tidak
menyimpang dari norma – norma yang ada. Baik dalam keluarga, masyarakat dan
bahkan dalam kehidupan bergereja.
Masih banyak hal
/ aspek lain yang perlu dibangun dalam karakter manusia yang harus menjadi penyeimbang
karakter – karakter yang telah disebutkan diatas. Dan itu semua akan
mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku dan menempatkan dirinya dalam
masyarakat dan setiap dimana ia berada.
HAL HAL
YANG MEMBERI PENGARUH DALAM MEMBENTUK DAN MEMBANGUN KARAKTER.
Dalam membangun karakter dalam diri seseorang ada
beberapa faktor atau pun komponen yang dapat mempengaruhi dan membentuk
karakter baik secara positif maupun dampak negatif. Hal hal yang memberikan
dampak bagi pembentukan karakter ini dapat terjadi dalam diri pribadi seseorang
itu sendiri. Yakni bagaimana ia memahami konsep dirinya. Hal tersebut sangat
berdampak bagi pembentukan karakternya. Penerimaan konsep diri yang baik dan
sehat tentunya akan memberikan pengaruh yang baik juga terhadap pembentukan
karakternya. Oleh sebab itu, seseorang (khususnya anak anak) harus diarahkan
dan dibina untuk dapat memiliki konsep
dan gambar diri yang baik dan sehat agar memiliki karakter yang sehat pula.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter
adalah mass media. Baik media elektronik maupun media tulisan (koran, majalah,
komik, dan sebagainya) dapat turut memberikan pengaruh yang cukup signifikan
dalam pembentukan karakter seseorang. Secara tidak langsung, seorang anak yang
menonton tayangan televisi akan meniru dan menyimpan hal hal yang ia tonton
dalam tayangan tersebut, sehingga tak jarang banyak anak – anak yang sering
melakukan perilaku karakter yang ada dalam tayangan tersebut. Dan hal ini juga
dapat terbentuk sebagai karakter dalam diri anak. Disinilah dibutuhkan peran
orangtua dalam mengarahkan dan membina anak – anak untuk memilah serta
menyeleksi / memfilter yang patut ditiru dan dicontoh / teladani.
Selain itu, lingkungan dimana seseorang tinggal dan
dibesarkan juga turut memberi pengaruh yang cukup besar. Adat istiadat dan
kebiasaan masyarakat turut membentuk karakter dan sifat seseorang. Dalam hal
ini sangat diperlukan peran keluarga untuk dapat membentuk karakter yang baik
dan sehat ditengah lingkungan yang secara global mempengaruhi cara – cara hidup
masyarakat secara keseluruhan.
Gereja juga memberikan sumbangsih dalam pengaruh
pembentukan karakter anak – anak. Melalui program pelayanan sekolah minggu,
gereja turut menanamkan karakter yang kapasitas konsentrasinya kepada spiritual.
Gereja memiliki tanggung jawab dalam pembentukan dan pembangunan karakter anak
sebagai generasi penerus gereja. Sehingga gereja mau tidak mau harus
melaksanakan tugasnya sebagai salah satu komponen pembentukan karakter.
PIHAK –
PIHAK YANG TERLIBAT DIDALAM PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER.
Dalam pembentukan karakter, bukan hanya pihak yang
bersangkutan saja yang menjadi pemeran dalam hal pembentukan karakternya. Namun
juga pihak – pihak yang lain yang berada disekelilingnya. Dalam hal ini
keluarga menjadi pihak yang sangat dominan dalam memberikan faktor pembentuk
karakter seseorang. Khususnya anak – anak.
Melihat karakter anak yang senang meniru orang lain yang
lebih dewasa darinya, maka keluarga, khususnya orangtua berkewajiban dalam
memberi contoh teladan yang baik dan benar dalam hal nilai – nilai pembangun
karakter yang sehat. Dengan adanya sikap dan teladan orangtua, maka anak juga
akan melihat serta meniru hal hal yang mereka (orangtua) berikan. Baik hal yang
positif maupun juga dalam hal yang negatif.
Selain dari pihak orangtua / keluarga, masyarakat sekitar
juga memberikan pengaruh bagi pembentukan karakter seseorang. Adat kebudayaan
dan nilai – nilai hidup dari sistem kemasyarakatan tempat ia tinggal dan
dibesarkan turut memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam kepribadian dan
karakter seorang pribadi.
PERANAN
GEREJA DALAM MEMBERIKAN SUMBANGSIH PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK.
Gereja sebagai sebuah organisasi yang berhubungan dengan
pembinaan kehidupan jemaat dan keimanan serta pengajaran kerohanian, memiliki
peranan memberikan sumbangsih dalam pembentukan karakter jemaatnya. Khususnya
dalam bidang pelayanan anak anak. Karena dalam bidang ini, gereja memiliki
tugas dalam mempersiapkan pembentukan karakter kerohanian setelah organisasi
keluarga.
Gereja melalui pelayanan anak – anak, yang dalam hal ini
biasa disebut dengan ”sekolah minggu” memilik peran yang cukup besar dalam
membina dan mendidik karakter anak – anak binaannya. Melalui pengajaran akan
Firman Tuhan dan kegiatan – kegiatan kerohanian lainnya, diharapkan gereja
mampu mengarahkan dan membina anak – anak untuk bertumbuh dalam bidang
kerohanian (spiritual) mereka.
Selain dalam bidang pelayanan anak – anak, gereja juga
memiliki kesempatan untuk menanamkan karakter bagi remaja – pemuda, bahkan
kepada jemaat dewasa dengan memberikan kegiatan – kegiatan yang menunjang,
seperti retreat, seminar kerohanian, dan kegiatan – kegiatan kerohanian
lainnya. Tujuannya adalah untuk meluruskan dan mengarahkan karakter yang telah
ada agar dapat disesuaikan dengan karakter yang baik dan benar sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan.
KESIMPULAN
Dengan melihat pemaparan diatas, pembentukan karakter
menjadi kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap manusia untuk membentuk
sikap dan perilaku dalam interaksi dengan sesamanya dikehidupan sehari – hari.
Pmbentukan karakter yang dimulai dari sejak usia dini akan membentuk seseorang
yang memiliki kualitas kepribadian dan temperamen yang baik. Dengan nilai –
nilai pembentuk karakter seperti spiritual, disiplin, kerja keras, kreatif dan
lain sebagainya maka seseorang akan memiliki daya saing yang tinggi, yang
berkualitas dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin menuntut persaingan
yang ketat.
Dewasa ini perkembangan zaman semakin tinggi menuntut
persaingan individu maupun kelompok. Tekhnologi dan pengetahuan yang semakin
berkembang juga menuntut seseorang untuk memiliki karakter yang kuat, sehingga
individu tersebut mampu dan memiliki filter serta landasan dalam menghadapinya.
Dan melihat hal itu juga, saya dengan visi untuk melayani dan menjangkau anak –
anak, hal yang akan menjadi prioritas dalam pelayanan saya kedepan adalah
pembentukan dan pembinaan karakter anak – anak yang saya layani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar