Minggu, 08 April 2018

Refleksi buku - Character Building – optimalisasi peran pendidikan dalam pengembangan ilmu dan pembentukan karakter bangsa


Tugas                           : Refleksi buku
Judul buku                  : Character Building – optimalisasi peran pendidikan dalam   pengembangan ilmu dan pembentukan karakter bangsa
Penulis                         : Ngainun Naim
Penerbit                       : Ar-Ruzz Media
Jumlah Halaman          : 228 halaman
Mata Kuliah                : Bimbingan Studi Ilmiah
Dosen pengampu        : Dolfy Mikel Palit, M.A

PENDAHULUAN
Dalam diri seorang manusia, siapa pun ia, akan selalu menampilkan apa yang disebut dengan karakter. Yakni gambaran tingkah laku yang menonjolkan nilai – nilai benar - salah, baik – buruk, baik secara eksplisit maupun secara implisit. Karakter seringkali dikaitkan dengan norma norma dan nilai yang ada dalam tatanan masyarakat. Ia mengacu kepada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan (skill’s).
Karakter meliputi sikap seperti keinginan melakukan yang terbaik , kapasitas intelektual, berpikir kritis dan alasan moral, perilaku jujur dan bertanggungjawab, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkn seseorang berperilaku interaksi secara efektif dalam berbagai keadaan. Dari beberapa macam hal diatas, maka karakter membuahkan apa yang disebut dengan karakteristik. Yaitu realisasi perkembangan positif sebagai individu ( intelek, sosial, emosional, dan etika). Sebagai individu yang memiliki karakteristik yang baik, maka ia adalah manusia yang berusaha melakukan hal – hal yang terbaik.
Karakter berbeda dengan kepribadian. Sekalipun keduanya berorientasi kepada nilai, namun karakter dan kepribadian tidak dapat disamakan secara persis. Karakter lekat pada nilai – nilai,  sedangkan kepribadian tidak lekat pada nilai – nilai yang ada. Yang membuat keduanya sama adalah bahwa kepribadian dan karakter sama – sama bersifat permanen, menuntun, mengarahkan, dan mengorganisir aktifitas individu. Dengan adanya hal tersebut, maka terbentuk individu yang berkarakter. Manusia / individu yang berkarakter adalah manusia yang selalu berusaha untuk memperbaiki dirinya sebagai individu, sebagai bagian dari kehidupan sosial kemasyarakatan, makhluk beragama, dan dalam interaksinya dengan alam.
PEMBAHASAN
Maslow mengatakan bahwa manusia yang berkualitas adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan beberapa ciri karakteristik seperti yang disebutkan diantaranya:
a.       Dapat menerima dirinya sendiri, oranglain, dan sekitar.
b.      Berpandangan realistis.
c.       Tidak bersikap pasrah (pasif) tetapi bersikap aktif.
d.      Berorientasi pada problem eksternal.
e.       Mengapresiasi kebebasan dan kebutuhan akan spesialisasi.
f.       Tidak mencampuradukkan antara tujuan dengan sarana.
g.      Riang secara filsufis dan tidak bermusuhan.
Didalam pemahaman karakter manusia, terdapat beberapa tipologi kepribadian, begantung kepada paradigma dan persepsi yang digunakan untuk menganalisa kepribadian tersebut. Kepibadian yang dimaksudkan adalah:
·         Kepribadian pasrah dan pasif. Yaitu kepribadian yang meyakini bahwa apapun juga yang diingini harus tercapai tanpa adanya usaha / kegiatan untuk memperolehnya dan harus diperoleh dengan cara yang pasif dan pasrah.
Orang – orang yang memiliki kepribadian seperti ini pada umumnya tidak kreatif, hidupnya dipenuhi mimpi tanpa adanya usaha untuk mewujudkannya, pesimis, dan sering menyalahkan dirinya sendiri.
·         Kepribadian vested interest. Orang dengan kepribadian seperti ini berusaha memperoleh segala sesuatu dari orang lain, baik dengan cara tipuan maupun kekerasan, dan menganggap orang lain sebagai sarana baginya.
·         Kepribadian posesif. Kepribadian ini suka menyimpan segala sesuatu yang ia peroleh. Dan pada umumnya orang – orang yang berkepribadian posesif, ia akan menjadi orang yang pelit, bak pelit harta, pikiran, bahkan juga perasaan.
·         Kepribadian berorientasi pasar. Orang – orang yang berkepribadian yang berorientasi pasar adalah orang – orang yang memiliki pandangan bahwa kepribadian dapat diperjual-belikan dan terpengaruh pada tuntutan eksternal yang berubah – ubah. Menurutnya, orang yang sukses adalah orang yang bernilai jual.
·         Kepribadian produktif. Orang / individu dengan kepribadian ini mampu memantapkan dan mengaktualisasikan dirinya serta mengambil hal – hal positif dalam kehidupannya dan mampu mengembangkan setiap potensi yang ada didalam dirinya.
Karakter bukan hanya dilihat dari nilai – nilai prestasi, namun lebih lagi harus tercermin didalam iman yang terealisasi melalui ajaran – ajaran agama. Dalam hal intelektual, karakter merupakan pendayagunaan segenap potensi intelektual manusia untuk memikirkan, menggali, dan mendayagunakan setiap anugerah dari Allah di alam raya ini.
Pembentukan karakter (character building) yang sehat adalah pembentukan yang disertai dengan adanya keseimbangan antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan juga kecerdasan spiritual (SQ). Dan standar kompetensi untuk mengetahui serta melihat profil manusia berkarakter adalah apakah manusia tersebut memiliki kemampuan untuk:
a.       Mengetahui dan memahami (to know).
b.      Mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman (to do).
c.       Bekerjasama dalam satu tim (to live together).
d.      Menentukan sikap (to be).
e.       Memahami potensi lokal (to have a mastery of local).
f.       Memahami ciptaan Tuhan (to understand the nature of God made).
Apabila dalam diri seseorang terdapat kompetensi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa manusia tersebut adalah manusia berkarakter, manusia yang memiliki perpaduan yang seimbang dalam hal kecerdasan intelektual, emosional, dan juga spiritual.

KAPAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANUSIA DAPAT DIMULAI?
Dalam proses pembentukan karakter, ada empat tahapan pembentukan berdasarkan usia, yakni:
1.      Pembentukan tahap usia dini. Yakni proses pembentukan karakter yang merupakan dasar dari pembentukan karakter dalam diri manusia.
2.      Pembentukan tahap usia remaja. Yakni pembentukan karakter yang merupakan proses pengembangan karakter.
3.      Pembentukan tahap usia dewasa. Yakni pembentukan karakter yang merupakan proses pemantapan karakter manusia.
4.      Pembentukan tahap usia tua. Yakni pembentukan karakter yang merupakan proses pembijaksanaan karakter yang merupakan puncak dari pembentukan karakter manusia.
Pembentukan karakter yang dilakukan sejak dini, memberi kemungkinan lebih besar untuk tertanam secara kukuh dalam diri seseorang (anak) yang akan membawa mereka akan kesadaran yang mendasari mereka didalam setiap perilaku mereka.
Pada masa usia anak – anak, sejak usia dini, pembentukan karakter sudah dapat diberikan. Karena pada masa usia ini merupakan tahap dasar dari pembentukan karakter. Tentu harus juga diimbangi dengan nilai – nilai pembangun karakter yang baik. Dengan penanaman nilai dan pembentukan karakter yang baik sejak usia dini, seorang anak akan dibentuk dan dipersiapkan menjadi seorang yang memiliki moral serta nilai – nilai dari sebuah kehidupan yang berkarakter.

HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM  DIRI ANAK SECARA PSIKOLOGI BERKENAAN DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam diri seorang anak yang akan mengikuti ataupun dibentuk dalam hal karakter. Secara psikologi, menurut Seto, ada beberapa hal yang layak menjadi perhatian bagi orangtua dan pendidik dalam menanamkan karakter dalam diri seorang anak. Hal – hal tersebut adalah:
a.       Seorang anak bukanlah seorang dewasa mini.
b.      Dunia anak adalah dunia bermain yang spontanitas dan menyenangkan. Sehingga apabila dalam menanamkan karakter berada pada situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan, maka anak tidak akan mau mengikutinya. Bahkan ada kemungkinan memberontak.
c.       Anak selalu berkembang, baik secara fisik maupun psikis.
d.      Seorang anak senang meniru, yang merupakan salah satu cara proses pembentukan tingkah laku mereka.
e.       Dalam diri seorang anak terdapat potensi dan kreatif.
Dengan memperhatikan beberapa hal diatas, hendaknya dalam menanamkan pembentukan karakter anak dapat dilakukan tepat pada porsi dan pengajaran yang baik serta seimbang.
Dalam pelayanan gerejawi, khususnya berkaitan dengan visi saya untuk menjangkau dan melayani anak anak, maka saya juga perlu banyak memperhatikan kebutuhan dan aspek – aspek yang membentuk kerpibadian serta karakter setiap anak yang saya layani. Penanaman dan pembentukan karakter harus dimulai dengan cara yang sederhana dan mengena kepada anak – anak, sehingga mereka memiliki karakter yang sehat.

SEGI / ASPEK YANG PERLU YANG PERLU DIBANGUN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MANUSIA.
a.      Spiritual
Banyak hal / aspek yang harus dibangun dalam pembentukan karakter seseorang. Salah satunya adalah aspek spiritual yang merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Aspek spiritual menjadi sangat penting dibangun sejak masih usia dini, karena aspek pembangun karakter ini berhubungan langsung dengan keimanan dan hubungan pribadi dengan Tuhan yang secara total membentuk sifat, akhlak dan karakter pribadi seseorang. Dan dalam pembentukan karakter ini, perlu adanya sikap serta konsep penerimaan diri yang sehat dalam hubungan pribadi itu sendiri dengan Tuhan. Dalam hal ini diperlukan yang disebut sebagai ”kelahiran baru” dan ”pertobatan”. Sehingga dalam perjalanan pembentukan karakter ini, seseorang memiliki sikap yang benar dalam kerohaniannya dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan kesehariannya.

b.      Jujur
Selain dari aspek spiritual yang sehat, nilai kejujuran pun menjadi suatu nilai karakter yang perlu dikembangkan dan ditanamkan sejak usia dini (anak-anak). Dengan spiritual yang sehat dan dengan diimbangi nilai kejujuran, maka seseorang akan menjadi pribadi yang memiliki kualitas hidup yang baik. Secara otomatis karakter yang ada dalam dirinya akan memberikan pengaruh / dampak yang positif bagi orang – orang disekitarnya. Bahkan bagi lingkungan tempat dimana ia tinggal.

c.       Disiplin
Nilai disiplin yang dimaksudkan bukan hanya berkenaan kepada formalitas seperti halnya dalam pendidikan dan penerapan aturan – aturan yang mengikat lainnya. Namun kedisiplinan yang dimaksudkan adalah berkenaan dengan kehidupan keseharian.
Berkaitan dengan refleksi dari visi saya dalam melayani dan menjangkau setiap anak – anak, disiplin yang akan ditanamkan dan dikembangkan adalah juga mengenai hal spiritual. Disiplin dalam memperkuat kehidupan kerohanian melalui pembacaan dan perenungan Firman Tuhan dengan memberikan teladan kepada setiap anak – anak yang saya layani. Dan  tentunya disertai dengan kegiatan – kegiatan praktis yang dapat menunjang kedisiplinan kehidupan rohani mereka. Dengan demikian, ketika disiplin ini teah tertanam dalam setiap diri anak binaan, maka hal – hal atau nilai – nilai pembangun karakter yang lainnya akan dapat mengikuti dan mengiringi kehidupn seteiap pribadi anak untuk dapat menjadi pribadi yang berkarakter.

d.      Kerja Keras
Sikap kerja keras menjadi salah satu aspek yang perlu dibangun dalam karakter seseorang untuk dapat menunjang kedisiplinan serta dalam mendukung kreatifitas seseorang. Kerja keras identik dengan sikap tidak mudah berputus asa dan cepat puas terhadap apa yang dihasilkannya. Dengan adanya karakter ini dalam diri seseorang, maka ia akan mampu bertahan menghadapi segala situasi dan kondisi dimana ia berada. Selain itu, karakter kerja keras akan membawa seseorang menuju kesuksesan dari apa yang menjadi cita – cita dan harapannya.



e.       Kreatif
Seorang yang memiliki karakter kreatif akan memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1.      Berhasrat ingin mengetahui sesuatu yang baru.
2.      Bersikap terbuka terhadap pengalaman yang baru.
3.      Panjang akal dan penalaran.
4.      Memiliki keinginan untuk menemukan dan meneliti.
5.      Cenderung suka melakukan tugas yang sulit dan berat.
6.      Mencari jawaban yang memuaskan dan bersifat komprehensif.
7.      Bergairah, aktif dan berdedikasi tinggi dalam melakukan tugasnya.
8.      Memiliki cara berpikir fleksibel dan mempunyai banyak alternatif.
9.      Menanggapi pertanyaan dan memberikan jawaban yang lebih banyak.
10.  Memilki semangat inquiry (mengamati/menyelidiki masalah)
11.  Memiliki keluasan dalam kemampuan membaca.
Dari beberapa ciri diatas, tampak jelas bahwa karakter ini sungguh amat penting untuk dibangun dalam diri seseorang sejak usia dini. Dengan adanya karakter ini, maka akan memberikan penunjang seseorang dalam menghadapi kehidupannya. Tentu karakter ini juga harus dibarengi dengan karakter – karakter yang lain. Sehingga dalam pelaksanaan dalam kehidupan keseharian seseorang tidak menyimpang dari norma – norma yang ada. Baik dalam keluarga, masyarakat dan bahkan dalam kehidupan bergereja.
Masih banyak hal / aspek lain yang perlu dibangun dalam karakter manusia yang harus menjadi penyeimbang karakter – karakter yang telah disebutkan diatas. Dan itu semua akan mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku dan menempatkan dirinya dalam masyarakat dan setiap dimana ia berada.

HAL HAL YANG MEMBERI PENGARUH DALAM MEMBENTUK DAN  MEMBANGUN KARAKTER.
Dalam membangun karakter dalam diri seseorang ada beberapa faktor atau pun komponen yang dapat mempengaruhi dan membentuk karakter baik secara positif maupun dampak negatif. Hal hal yang memberikan dampak bagi pembentukan karakter ini dapat terjadi dalam diri pribadi seseorang itu sendiri. Yakni bagaimana ia memahami konsep dirinya. Hal tersebut sangat berdampak bagi pembentukan karakternya. Penerimaan konsep diri yang baik dan sehat tentunya akan memberikan pengaruh yang baik juga terhadap pembentukan karakternya. Oleh sebab itu, seseorang (khususnya anak anak) harus diarahkan dan dibina  untuk dapat memiliki konsep dan gambar diri yang baik dan sehat agar memiliki karakter yang sehat pula.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter adalah mass media. Baik media elektronik maupun media tulisan (koran, majalah, komik, dan sebagainya) dapat turut memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam pembentukan karakter seseorang. Secara tidak langsung, seorang anak yang menonton tayangan televisi akan meniru dan menyimpan hal hal yang ia tonton dalam tayangan tersebut, sehingga tak jarang banyak anak – anak yang sering melakukan perilaku karakter yang ada dalam tayangan tersebut. Dan hal ini juga dapat terbentuk sebagai karakter dalam diri anak. Disinilah dibutuhkan peran orangtua dalam mengarahkan dan membina anak – anak untuk memilah serta menyeleksi / memfilter yang patut ditiru dan dicontoh / teladani.
Selain itu, lingkungan dimana seseorang tinggal dan dibesarkan juga turut memberi pengaruh yang cukup besar. Adat istiadat dan kebiasaan masyarakat turut membentuk karakter dan sifat seseorang. Dalam hal ini sangat diperlukan peran keluarga untuk dapat membentuk karakter yang baik dan sehat ditengah lingkungan yang secara global mempengaruhi cara – cara hidup masyarakat secara keseluruhan.
Gereja juga memberikan sumbangsih dalam pengaruh pembentukan karakter anak – anak. Melalui program pelayanan sekolah minggu, gereja turut menanamkan karakter yang kapasitas konsentrasinya kepada spiritual. Gereja memiliki tanggung jawab dalam pembentukan dan pembangunan karakter anak sebagai generasi penerus gereja. Sehingga gereja mau tidak mau harus melaksanakan tugasnya sebagai salah satu komponen pembentukan karakter.

PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DIDALAM PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER.
Dalam pembentukan karakter, bukan hanya pihak yang bersangkutan saja yang menjadi pemeran dalam hal pembentukan karakternya. Namun juga pihak – pihak yang lain yang berada disekelilingnya. Dalam hal ini keluarga menjadi pihak yang sangat dominan dalam memberikan faktor pembentuk karakter seseorang. Khususnya anak – anak.
Melihat karakter anak yang senang meniru orang lain yang lebih dewasa darinya, maka keluarga, khususnya orangtua berkewajiban dalam memberi contoh teladan yang baik dan benar dalam hal nilai – nilai pembangun karakter yang sehat. Dengan adanya sikap dan teladan orangtua, maka anak juga akan melihat serta meniru hal hal yang mereka (orangtua) berikan. Baik hal yang positif maupun juga dalam hal yang negatif.
Selain dari pihak orangtua / keluarga, masyarakat sekitar juga memberikan pengaruh bagi pembentukan karakter seseorang. Adat kebudayaan dan nilai – nilai hidup dari sistem kemasyarakatan tempat ia tinggal dan dibesarkan turut memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam kepribadian dan karakter seorang pribadi. 

PERANAN GEREJA DALAM MEMBERIKAN SUMBANGSIH PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK.
Gereja sebagai sebuah organisasi yang berhubungan dengan pembinaan kehidupan jemaat dan keimanan serta pengajaran kerohanian, memiliki peranan memberikan sumbangsih dalam pembentukan karakter jemaatnya. Khususnya dalam bidang pelayanan anak anak. Karena dalam bidang ini, gereja memiliki tugas dalam mempersiapkan pembentukan karakter kerohanian setelah organisasi keluarga.
Gereja melalui pelayanan anak – anak, yang dalam hal ini biasa disebut dengan ”sekolah minggu” memilik peran yang cukup besar dalam membina dan mendidik karakter anak – anak binaannya. Melalui pengajaran akan Firman Tuhan dan kegiatan – kegiatan kerohanian lainnya, diharapkan gereja mampu mengarahkan dan membina anak – anak untuk bertumbuh dalam bidang kerohanian (spiritual) mereka.
Selain dalam bidang pelayanan anak – anak, gereja juga memiliki kesempatan untuk menanamkan karakter bagi remaja – pemuda, bahkan kepada jemaat dewasa dengan memberikan kegiatan – kegiatan yang menunjang, seperti retreat, seminar kerohanian, dan kegiatan – kegiatan kerohanian lainnya. Tujuannya adalah untuk meluruskan dan mengarahkan karakter yang telah ada agar dapat disesuaikan  dengan  karakter yang baik dan benar sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

KESIMPULAN
Dengan melihat pemaparan diatas, pembentukan karakter menjadi kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap manusia untuk membentuk sikap dan perilaku dalam interaksi dengan sesamanya dikehidupan sehari – hari. Pmbentukan karakter yang dimulai dari sejak usia dini akan membentuk seseorang yang memiliki kualitas kepribadian dan temperamen yang baik. Dengan nilai – nilai pembentuk karakter seperti spiritual, disiplin, kerja keras, kreatif dan lain sebagainya maka seseorang akan memiliki daya saing yang tinggi, yang berkualitas dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin menuntut persaingan yang ketat.
Dewasa ini perkembangan zaman semakin tinggi menuntut persaingan individu maupun kelompok. Tekhnologi dan pengetahuan yang semakin berkembang juga menuntut seseorang untuk memiliki karakter yang kuat, sehingga individu tersebut mampu dan memiliki filter serta landasan dalam menghadapinya. Dan melihat hal itu juga, saya dengan visi untuk melayani dan menjangkau anak – anak, hal yang akan menjadi prioritas dalam pelayanan saya kedepan adalah pembentukan dan pembinaan karakter anak – anak yang saya layani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar